.
Kehamilan Yang Disertai
Penyakit DM
• Definisi
Diabetes mellitus merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama kehamilan. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang.
• Diagnosis
Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Diabetes Melitus pada kehamilan memiliki dampak serius pada ibu dan bayinya bila tidak ditatalaksana dengan baik. Ada 2 jenis DM pada kehamilan yaitu
1) DM yang sudah dialami sejak sebelum hamil (DM pra gestasional);
2) DM yang baru dialami sejak hamil (DM gestasional/DMG).
• Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi).Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
• Gejala
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu
sering buang air kecil (polyuri),§
§ selalu merasa haus (polydipsi), dan
§ sering merasa lapar (polyfagi).
Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif. Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk memantau kadar gula darah.
• Komplikasi pada Ibu dan Bayi
Komplikasi yang didapatkan pada ibu dengan diabetes gestasional berkaitan dengan hipertensi, pre-eklampsia, dan peningkatan risiko operasi caesar.
Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes dalam kehamilan adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia (kadar gula darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh rendah), hiperbilirubinemia (bilirubun berlebihan dalam tubuh), sindrom gawat napas, dan kematian janin. Faktor maternal (pada ibu) yang berkaitan dengan peningkatan angka kejadian makrosomia adalah obesitas, hiperglikemia, usia tua, dan multiparitas (jumlah kehamilan > 4). Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan, bahu janin dapat nyangkut serta dan peningkatan jumlah operasi caesar. Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi beberapa jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu mengalami hiperglikemia (kadar gula darah berlebihan) yang menyebabkan bayi menjadi hiperinsulinemia (kadar hormone insulin dalam tubuh janin berlebihan)
Komplikasi yang dapat terjadi pada diabetes mellitus gestasional adalah :
1. Komplikasi maternal (ibu) : Infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi kronik, preeclampsia, kematian ibu.
2. Komplikasi fetal (janin) : Abortus spontan, kelainan kongenital, insufisiensi plasenta, makrosomia, kematian intrauterin.
3. Komplikasi neonatal (bayi usia kurang dari 30 hari) : Prematuritas, kematian intrauterin, kematian neonatal, trauma lahir, hipoglikemi, hipomagnesemi, hipokalsemi, hiperbilirubinemi, sindrom gawat napas, polisitemia, thrombosis vena renalis.
4. Komplikasi anak : Gangguan tumbuh kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes mellitus itu sendiri.
• Pencegahan
Konsensus PERKENI, 1997 menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring (screening) pada pertemuan antenatal pertama. Bila hasilnya positif maka dapat disimpulkan terjadi diabetes mellitus gestasional.
• Definisi
Diabetes mellitus merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama kehamilan. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang.
• Diagnosis
Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Diabetes Melitus pada kehamilan memiliki dampak serius pada ibu dan bayinya bila tidak ditatalaksana dengan baik. Ada 2 jenis DM pada kehamilan yaitu
1) DM yang sudah dialami sejak sebelum hamil (DM pra gestasional);
2) DM yang baru dialami sejak hamil (DM gestasional/DMG).
• Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi).Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
• Gejala
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu
sering buang air kecil (polyuri),§
§ selalu merasa haus (polydipsi), dan
§ sering merasa lapar (polyfagi).
Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif. Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk memantau kadar gula darah.
• Komplikasi pada Ibu dan Bayi
Komplikasi yang didapatkan pada ibu dengan diabetes gestasional berkaitan dengan hipertensi, pre-eklampsia, dan peningkatan risiko operasi caesar.
Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes dalam kehamilan adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia (kadar gula darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh rendah), hiperbilirubinemia (bilirubun berlebihan dalam tubuh), sindrom gawat napas, dan kematian janin. Faktor maternal (pada ibu) yang berkaitan dengan peningkatan angka kejadian makrosomia adalah obesitas, hiperglikemia, usia tua, dan multiparitas (jumlah kehamilan > 4). Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan, bahu janin dapat nyangkut serta dan peningkatan jumlah operasi caesar. Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi beberapa jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu mengalami hiperglikemia (kadar gula darah berlebihan) yang menyebabkan bayi menjadi hiperinsulinemia (kadar hormone insulin dalam tubuh janin berlebihan)
Komplikasi yang dapat terjadi pada diabetes mellitus gestasional adalah :
1. Komplikasi maternal (ibu) : Infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi kronik, preeclampsia, kematian ibu.
2. Komplikasi fetal (janin) : Abortus spontan, kelainan kongenital, insufisiensi plasenta, makrosomia, kematian intrauterin.
3. Komplikasi neonatal (bayi usia kurang dari 30 hari) : Prematuritas, kematian intrauterin, kematian neonatal, trauma lahir, hipoglikemi, hipomagnesemi, hipokalsemi, hiperbilirubinemi, sindrom gawat napas, polisitemia, thrombosis vena renalis.
4. Komplikasi anak : Gangguan tumbuh kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes mellitus itu sendiri.
• Pencegahan
Konsensus PERKENI, 1997 menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring (screening) pada pertemuan antenatal pertama. Bila hasilnya positif maka dapat disimpulkan terjadi diabetes mellitus gestasional.
PENYAKIT JANTUNG
Kehamilan
dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada individu yang bersangkutan.
Kehamilan akan memberatkan penyakit jantung. Sebaliknya, penyakit jantung akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganjanin dalam kandungan, lain halnya
pada kehamilan dengan jantung yang normal. Tubuh dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Jika seorang wanita hamil
mengidap penyakit jantung akan terjadi perubahan-perubahan berikut:
1. Meningkatnya volume jantung, yang
dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32
minggu, lain menetap. Kondisi ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tubuh ibu
dan janin yang dikandungnya.
2. Jantung dan diafragma (sekat rongga
dada) terdorong ke atas karena pembesaran rahim.
Dengan
demikian. cukup jelas bahwa kehamilan dapat memperberat penyakit jantung.
Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi.
Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:
Cepat merasa lelah
Jantung berdebar-debar
Sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis)
Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
Klasifikasi
penyakit jantung dalam kehamilan :
Kelas I
o
Tanpa pembatasan kegiatan fisik
o
Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa
Kelas II
o
Sedikit pembatasan kegiatan fisik
o
Saat istirahat tidak ada keluhan
o
Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti: kelelahan,
jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau angina pectoris
Kelas III
o
Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
o
Saat istirahat tidak ada keluhan
o
Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi
jantung
Kelas IV
Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
Komplikasi
:
Komplikasi
pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian,
abortus.
Komplikasi
pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin, APGAR
score rendah, pertumbuhan janin terhambat.
Penatalaksanaan
:
Sebaiknya
dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli jantung. Secara
garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja jantung dengan tirah
baring, menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan kontraktilitas jantung
dengan digitalis, dan menurunkan after load dengan vasodilator.
Penatalaksanaan
dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :
Kelas I :
Tidak memerlukan pengobatan tambahan
Kelas II :
Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari aktifitas
yang berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat bila keadaan
memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu kelahiran.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu kelahiran.
Kelas III :
Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan diuretic
Kelas IV :
PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN
Pada
umumnya penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan dan nifas,
walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan pada system pernapasan, karena
uterus yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paru keatas serta
sisa-sisa udara dalam paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalu
meenjadi lebih parah. Ada 3 jenis penyakit paru-paru yang perlu perhatian dalam
kehamilan yaitu TBC, asma bronchial, pneumonia, bronchitis dan influenza.
1 . TUBERKULOSIS PARU-PARU
Diagnosa
Dalam anamneses Ibu mengatakan pernah berobat penyakit paru-paru
Keluhan
dan gejala-gejala :
Batuk menahun, batuk darah, dan kurus kering.
Pemeriksaan
fisis-diagnostik :
Pada paru-paru dijumpai adanya kelainan bunyi pernapasan.
Penanganan :
Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil
lainnya.
Pengobatan harus selalu bekerja sama dengan ahli paru-paru
TBC paru-paru tidak merupakan indikasi abortus buatan dan terminasi kehamilan
2 . ASMA
Penyakit asma dan kehamilan kadang-kadang bertambah berat. Dalam batas yang
wajar asma tidak banyak pengaruhnya terhadap persalinan. Penyakit asma yang
berat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui
gangguan pertukaran o2 dan co2.
3 . PENYAKIT PNEUMONIA
Penyakit radang paru-paru pneumonia dapat terjadi dalam kehamilan , persalinan
atau nifas. Pneumonia saat kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi,
gangguan pernapasan mengganggu pertukaran o2 dan co2 sehingga membahayakan
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sampai terjadi keguguran dan
persalinan premature.
4 . BRONCHITIS DAN INFLUENZA
Bronchitis dan influenza pada kehamilan dijumpai ringan sehingga tidak
membahayakan jiwa ibu maupun janin. Dengan pengobatan biasa sebagian besar
sembuh sehingga kehamilan dapat berlangsungdengan baik.
D. PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN
1 . MULUT
Hipersalivasi
Pada saat meludah, air liur keluar lebih banyak dari biasa, sering disertai mual dan muntah. Setelah trimester I, biasa akan hilang dengan sendirinya. Tidak membahayakan kehamilan.
Pada saat meludah, air liur keluar lebih banyak dari biasa, sering disertai mual dan muntah. Setelah trimester I, biasa akan hilang dengan sendirinya. Tidak membahayakan kehamilan.
Glugivitis dan epulis
Gusi
lunak, membengkak, dan hiperemis. Karena gusi itu mudah berdarah terutama
sewaktu menggosok gigi.
Karies gigi
Gigi yang rusak
pada waktu hamil akan memburuk karena nafsu makan berkurang, mual, dan muntah
sehingga kalsium menjadi berkurang.
2.
ESOFAGUS DAN LAMBUNG
Pirosus
Wanita mengeluh sakit dan pedih diulu hati atau nyeri dada. Hal ini disebabkan regurgitasi isi lambung yang asam ke bagian bawah esofagus. Keluhan ini akan menghilang secara berangsur-angsur dengan kehamilan yang bertambah tua.
Wanita mengeluh sakit dan pedih diulu hati atau nyeri dada. Hal ini disebabkan regurgitasi isi lambung yang asam ke bagian bawah esofagus. Keluhan ini akan menghilang secara berangsur-angsur dengan kehamilan yang bertambah tua.
Esofagitis erosive
Wanita
hamil dengan sering mual muntah sehingga terjadi erosi pada lambung. Gejalanya
pedih dan nyeri sewaktu menelan, pirosis dan kadang-kadang dengan hematomesis.
Varises esophagus
Varises
esofagus dijumpai pada sirosis hepatitis dan pada kehamilan menjadilebih berat
bahkan bisa pecah dan terjadi pendarahan karena hipervolemia dan hipertensi
portal.
Gastritis
Keluhan kehamilan muda sering disangka gastritis karena memang gejalanya hampir sama yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah, anoreksia, dan menjadi kurus.
Keluhan kehamilan muda sering disangka gastritis karena memang gejalanya hampir sama yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah, anoreksia, dan menjadi kurus.
Apendisitis
Walaupun apendisitis akut dapat terjadi dalam kehamilan dan gejalanya membinggungkan dengan gejala abdomen akut obstetric.
Walaupun apendisitis akut dapat terjadi dalam kehamilan dan gejalanya membinggungkan dengan gejala abdomen akut obstetric.
Hemoroid (wasir)
Pemekaran
pembuluh darah direktum tersebut haemoroid. Wasir yang sudah ada dapat menjadi
lebih besar karena kehamilan, pada waktu depekasi terasa nyeri dan luka serta
mengeluarkan darah
E. PENYAKIT SISTEM HEMATOLOGI
Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah (hiperemia) karena itu terjadi
pengenceran darah, karena sel-sel darah tidak sebanding bertambahnya dengan
plasma darah.
Perbandingan pertambahan tersebut adalah :
Plasma darah bertambah 30%
Sel-sel darah bertambah 18%
Hemoglobin bertambah 19
1 .
ANEMIA
Penyebab anemia umumnya antara lain :
Kurang gizi (malnutrisi)
Kurang zat besi
Malabsorpsi
Kehilangan darah yang banyak, persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.
PENYAKIT SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadi proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih). Infeksi saluran kemih adalah bila pada pemeriksaan urin, ditemukan
bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urin yang diperiksa harus
bersih, segar dan dari aliran tengah atau diambil denagn fungsi suprasimpisis.
Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml disebut dengan
istilah bakteriuria.
Macam-macam
infeksi saluran kemih :
1 )
BAKTERI URIA TANPA GEJALA (ASIMPTOMATIK)
Frekuensi
bakteriuria tanpa gejala kira-kira 2-10 %, dan dipengaruhi oleh paritas, ras,
sosioekonomi wanita hamil tersebut. Beberapa peneliti mendapatkan adanya
hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam
kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeclampsia.
Oleh karena itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan
seksama sampai air kemih bebas dari bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan
beberapa kali. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian sulfonamide,
ampisilin, atau nitrofurantoin.
2 )
BAKTERIURIA DENGAN GEJALA (SIMPTOMATIK)
Sistitis
Sistitis
adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas saluran
kemih. SIstitis ini sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas, penyebab utama
adalah E. coli,dapat pula oleh kuman-kuman yang lain.
o
Faktor predisposisi
Uretra
wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping
penggunaan kateter yang sering dipakai dalam usaha mengeluarkan air kemih dalam
pemeriksaan ginekologik atau persalinan.
o
Gejala-gejala
Kencing sakit terutama pada akhir berkemih
Meningkatnya frekuensi berkemih dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian atas
simfisis
Perasaan ingin berkemih yang tidak dapat ditahan
Air kemih kadang-kadang tersa panas
Suhu badan mungkin normal atu meningkat
Nyeri di daerah suprasimfisis
o
Pengobatan : Dapat diobati dengan sulfonamide, ampisilin, eritromisin.
Pielonefritis akuta
Pielonefritis
akuta merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai dalam kehamilan, dan
frekuensinya kira-kira 2%, terutama pada kehamilan terakhir dan permulaan masa
nifas.Penyebab utam adalah E.coli, dan dapat pula oleh kuman-kuman lain seperti
stafilokokkus aureus, baasillis proteus, dan pseudomonas aeruginosa.
o
Gejala-gejala
Penyakit biasa timbul mendadak
Wanita yang sebelumnya merasa sakit sedikit pada kandung kemih
Tiba-tiba menggigil
Badan panas
Rasa nyeri dipunggung terutama sebealh kanan
Nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, dan kadang-kadang diare
o
Pengobatan
Penderita harus dirawat, istirahat berbaring, dan diberikan cukup cairan dan
antibiotika seperti ampisilin atau sulfonamide, sampai tes kepekaan kuman ada,
kamudian antibiotika disesuaikan dengan hasiltes kepekaan tersebut.
No comments:
Post a Comment