Ruang Lingkup Ginekologi
- PENGERTIAN GINEKOLOGI
Ginekologi
berasal dari kata Gynaecology yang secara harfiah berarti "ilmu mengenai
wanita" atau science of woman yaitu cabang ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari dan menangani penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim,
vagina dan ovarium).
Kata
ginekologi sendiri berasal dari gyno/gynaikos = perempuan dan logos = ilmu,
ilmu tentang perempuan. Perdefenisi berarti ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang organ (reproduksi) wanita diluar kehamilan. Bidang ginekologi termasuk
didalamnya: kelainan bawaan, infeksi, tumor, kelainan haid, infertilitas dan lain-lain sebagainya.
(sumber : http://www.drdidispog.com/2008/07/istilah-obstetri-dan-ginelogi.html)
Ginekologi adalah ilmu penyakit kandungan, ilmu kelamin wanita. (sumber
: Achmad, Maulana, dkk. 2003. Kamus Ilmiah Populer. Cetakan Pertama.
Jakarta: Absolut.)
Ginekologi adalah dokumen bagian dari ilmu kedokteran yang berkenaan dengn
fungsi-fungsi dan penyakit yang khas pada wanita. (sumber : Poerwadarminta,
W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.)
Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang
mengobati penyakit saluran kelamin pada wanita. (sumber: Tim Penrjemah EGC.
1994. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 26. Jakarta: EGC )
BATASAN GINEKOLOGI
Ginekologi mempelajari mengenai gangguan haid, perdarahan
uterus abnormal,keputihan, endometriosis, penyakit radang panggul,
bartolinitis, mioma uteri, tumor ovarium neoplastik jinak, infertilitas, dan
menopause. (sumber : http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/11/ilmu-kandungan-ginekologi/)
- Gangguan Haid
v Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
Hipermenorea
atau menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari).
Hipomenorea
yaitu perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut
1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen
& progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri
(sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau
histeroskopi.
v Kelainan Siklus :
Polimenorea
yaitu siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Polimenorea
dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi,
atau menjadi pendek masa lutea. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena
peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
Oligomenorea
yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus
oligomenorea kesehtan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
v Amenorea yaitu bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore,
diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus,
hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang
harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda kelaki-lakian
(maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron
yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes
melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.
v Perdarahan diluar haid :
Metroragia yaitu
perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan
ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat
lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah
kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks),
kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
· Gangguan lain yang
berhubungan dengan haid :
Premenstrual
tension (ketegangan prahaid)
Mastodinia
Mittelschmerz
(rasa nyeri pada ovulasi)
Dismennorea
2. Perdarahan Uterus Abnormal
Secara umum,
penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor, infeksi),
sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi.
3. Keputihan
Keputihan atau
Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang
sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus,
jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan
menimbulkan peradangan ke saluran kencing,
sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. (http://id.wikipedia.org/wiki/Keputihan)
4. Endometriosis
Endometriosis
adalah pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium di luar
uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium di tempat / organ
lain selain dinding kavum uteri.
5. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran
reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium
(selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim),
parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi
umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita
mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita
berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita
penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik,
infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
6. Bartolinitis
Penyakit ini
terjadi akibat radang pada glandula bartholini, sering kali timbul pada gonorea,
akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya streptokokus atau basil
koli.
7. Mioma uteri
Mioma uteri
dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilitas. Risiko
terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus, khusunya pada mioma
submukosum, menghalangi kemajuan persalinan karena letaknya pada serviks uteri,
menyebabkn atonia ataupun inersia uteri sehingga menyebabkan perdarahan pasca
persalinan karena adanya gangguan mekanik dlm fungsi miometrium, menyebabkan plasenta
sukar lepas dari dasarnya, dan menggangu proses involusi dalam nifas.
8. Tumor Ovarium Neoplastik
·
Tumor kista : Kista ovarium simplek, kistadenoma
ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kista dermoid.
Tumor solid : Fibroma leiomioma,
fibroadenoma, papiloma, limfangioma, tumor brener, tumor sisa adrenal.
(sumber: Wiknjosastro, Hanifa, dkk.
2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo).
Istilah-Istilah
Yang Berhubungan dengan ginekologi
-Infertilitas
-Amenorhea,hipomenorhea dan hipermenorhea
-Dismenorhea
-Metrorhagia
-Endometritis
-Menopause
-Carsinoma servix
-Abses bartolini
-Hiperplasia endometrium
-Krista Ovarium
-Carsinoma Ovarium
-Mioma Uteri
Kelainan Pada system Reproduksi
Vulva
• Hymen Infervorata: Himen yang tidak berlubang
Diketahui setelah menarche Darah dapat menumpuk di vagina, uterus dan tuba
Dapat teraba sebagai tumor kistik di abdomen bawah dan dirasakan nyeri. Dari
vagina terlihat tidak tampak lobang menonjol dan kebiruan. Pengobatan:Himenektomi
Bila diketahui sebelum menarce maka dilakukan observasi saja sampai anatomi
semakin jelas.
• Atresia labia minora: Atresia kedua labium minus
Akibat membrana urogenitalis yang tidak menghilang.terdapat lubang untuk
pengeluaran darah haid dan kencing di belakang klitoris. Masih mungkin bisa
hamil. Hipertrofi labium minus Labium minus tumbuh berlebih.tidak ada terapi
khusus dan tidak mengganggu reproduksi Duplikasi vulva Jarang ditemukan.Kalau
ada biasanya terdapat kelainan berat lainnya sehingga bayi tidak bisa hidup.
• Hipoplasia vulva:Hipoplasia vulva Ditemukan
bersamaan dengan genitalia interna yang kurang berkembang.Terjadi pada keadaan
hipoestrogenisme, infatilisme. Ciri sex sekunder juga tidak berkembang. “Vulva
mencerminkan keadaan ovarium” Kelainan Perineum Bayi tidak beranus, anus
bermuara ke saluran genitalia, dan saluran air kencing dan feses pada satu
lubang .
Pengobatan kelainan pada vulva.
Sebagai contoh, pada kelainan vagina berupa himen
imperforata atau septum vagina transversal yang menghalangi keluarnya darah
haid perlu segera dilakukan eksisi. Adapun jenis pembedahan pada kelainan pada
vagina :
1. Labia, bila terlalu lebar dilakukan labiaplasti,
bila sobek dilakukan reparasi, dan kalau adhesi dilakukan insisi.
2. Vagina :
- Himen imperforata dilakukan eksisi
- Septum vagina dilakukan insisi dengan pemasangan
mold untuk 4-5 hari untuk septum longitudinal dilakukan eksisi saja kalau
diperlukan.
- Agenesis vagina dilakukan vaginoplasti dengan graf
selaput amnion.
- Adhesi dinding vagina karena didapat dilakukan
vaginoplasti dengan mold.
Vagina
• Septum Vagina: Septum vagina Akibat gangguan fusi
atau kanalisasi kedua duktus muleri Pada persalinan dapat robek atau perlu
diguntung dan diikat bila berdarah @plasia dan atresia vagina Duktus muler
berfusi tapi tidak membentuk kanal.teraba sebagai jaringan yang tebal
saja.tidak ada vagina, pada lubang masuk seperti cekungan saja.
• Aplasia dan Atresia Vagina:Kegagalan perkemabangan
duktus Muller, Vagina tak terbentuk dan lobang vagina hanya lekukan kloaka.
• Kista Vagina:Kista Vagina Sisa duktus muler Sisa
duktus garner di anterolateral vagina Pengobatan dengan pengangkatan UTERUS dan
Tuba fallopii Uterus: Uterus septus dan subseptus Dua uterus: Bikornis bikoli
Bikornis uni kollis Uterus arcuatus Uterus terdiri 2 bagian yang tidak simetris
Ovarium: Tidak ada ovarium Ovarium tambahan Sistim Genitalia dan sistim
Tr.Urogenitalis: Karena hubungan pertumbuhan dekat maka kelainan dapat mengenai
keduanya.Termasuk kloaka persisten, ekstrofi kandung kencing, klitoris terbagi
dua
Uterus dan Tuba Valopii:
• Tuba
Dapat terjadi atresia parsiil tapi lebih sering tuba
panjang dan sempit(hypoplasia).Keadaan yang terakhir mangurangi fertilitas atau
dapat menimbulkan kehamilan ektopik.
• Uterus
Kelainan pada uterus biasanya disebabkan karena
saluran Muller tidak tumbuh atau karena persatuan saluran Muller tidak terjadi.
o Uterus duplex(uterus didelphys):saluran Muller tidak
bersatu sehingga terjadi dua uterus dan dua vagina
o Uterus(duplex)bikornis:uterus ada 2 tetapi dinding
cervix yang medial bersatu.Dapat menimbulkan kelainan letak seperti letak
sungsang yang tidak dapat diversi
PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL
Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal
adalah kelainan organik (tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan),
dan fungsional alat reproduksi.
o Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya
banyak, ganti pembalut 5-6 kali per hari, dan lamanya 6-7 hari. Penyebabnya
adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau infeksi genitalia
interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Keluhan pasien berupa haid
yang banyak. Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase
diagnostik untuk menyingkirkan keganasan.
o Hipomenore
Hipomenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya
sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya
adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen, stenosis serviks
uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan
histerogram atau histeroskopi.
o Metroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak
berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan
siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu
basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma
endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen
eksogen.
o Menoragia
Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari
dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus
ini sama dengan hipermenorea.
o Amenore
Bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan
amenore, diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di
hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina.
Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda
kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen
& progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit
hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.
ENDOMETRIOSIS
Endometrium :
- Lapisan dalam dinding kavum uteri, norrmal tidak
terdapat di tempat lain.
- Endometrium terdiri atas jaringan ikatt / stroma dan
sel-sel selapis kubis yang
berproliferasi dan menebal setelah haid lalu runtuh
pada saat haid.
- Siklus endometrium juga dipengaruhi olleh poros
hipotalamus-hipofisis-ovarium.
- Puncak LH hipofisis terjadi 24-36 jam sebelum
ovulasi.
- Estradiol dihasilkan sel teka interna folikel dan
pasca ovulasi sel teka tersebut
berubah menjadi sel lutein yang menghasilkan
progesteron.
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal dari
kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau
stroma endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri.
Patogenesis endometrium diterangkan oleh beberapa
teori diantaranya teori histogenesis, teori metaplasia coelomik dan teori
induksi.
Teori histogenesis : transplantasi, metastasis
limfatik / vaskuler. Faktor determinasi adalah respon imunologik yang rendah,
faktor genetik, status hormon steroid dan hormon pertumbuhan.
Teori metaplasia coelomik : menerangkan pertumbuhan
endometrium di vagina padah`l tidak ada hubungan vaskularisasi antara keduanya.
Diperkirakan primer berasal dari sisa jaringan yang terdapat sejak perkembangan
embrionik (saluran Muller). Demikian juga pada organ-organ yang berasal dari
saluran Muller lainnya.
Teori induksi : lanjutan dari teori metaplasia,
diperkirakan faktor biokimia endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal
yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium.
Kemungkinan lokasi endometriosis :
- Endometriosis interna : dibagian lain uterus
misalnya serviks dan isthmus.
- Endometriosis eksterna : di luar uteruus..
- Pada organ / tempat lain misalnya di ppermukaan /
dinding usus, cavum Douglasi,ligamen-ligamen, dan sebagainya. Jaringan
endometrium ektopik ini
berproliferasi, infiltrasi dan menyebar ke organ-organ
tubuh. Ditemukan 20-25 % pada laparatomi pelvis.Terbanyak ditemukan pada usia
30-40 tahun.
Pertumbuhan endometrium di tempat lain dapat
menimbulkan reaksi inflamasi. Pada haid dapat menimbulkan sakit hebat karena :
- Perdarahan intraperitoneal.
- Perlengketan (tertahan pada pergerakann).
- Akut abdomen.
Endometriosis peritoneum :
- Warna merah (aktif/baru) atau coklat hhitam (sudah
lisis) atau putih (fibrosis).
- Dapat hipervaskuler (lesi aktif) atau avaskuler
(lesi baru atau fibrosis).
- Permukaan rata atau menonjol atau iregguler.
- Letak superfisial (di permukaan organ / peritoneum)
atau profunda (invasif ke
organ).
Diagnosa banding : tumor ovarium, mioma multipel,
karsinoma rektum, penyakit radang panggul dan metastasis tumor di cavum
Douglasi.
Klasifikasi Endometriosis Acosta 1973
1. Ringan :
- Endometriosis menyebar tanpa perlekatan pada anterior
atau posterior cavum
Douglasi / permukaan ovarium / peritoneum pelvis.
2. Sedang :
- Endometriosis pada 1 atau kedua ovarium disertai
parut dan retraksi atau
endometrioma kecil.
- Perlekatan minimal juga di sekitar ovarium yang
mengalami endometriosis.
- Endometriosis pada anterior atau posterior cavum
Douglasi dengan parut dan
retraksi atau perlekatan tanpa implantasi di kolon
sigmoid.
3. Berat :
- Endometriosis pada 1 atau 2 ovarium ukuran lebih
dari 2 x 2 cm2.
- Perlekatan 1 atau 2 ovarium / tuba fallopii / cavum
Douglasi karena
endometriosis.
- Implantasi / perlekatan usus dan / atau traktus
urinarius yang nyata.
Penatalaksanaan Endometriosis
Prinsip :
- Terapi medikamentosa untuk supresi horrmon.
- Intervensi surgikal untuk membuang impplant endometriosis.
Objektif :
- Kontrol nyeri pelvik kronik (terapi obbat saja).
- Penatalaksanaan infertilitas (terapi oobat dan
pembedahan).
- Penataksanaan endometrioma (terapi pemmbedahan).
- Tumor ekstragenital / ekstrapelvik (teerapi obat dan
pembedahan).
- Pencegahan kekambuhan (terapi optimaliisasi pra
bedah).
- Penatalaksanaan asimptomatik (obat horrmonal / non
hormonal), bedah.
Pengobatan hormonal :
- Progesteron : MDPA
- Danazol (17-alfa-etinil-testosteron)
- Kombinasi estrogen-progesteron : pil kkontrasepsi.
- Anti progestasional : etilnorgestrienoon /
gestrinon.
- Agonis GnRH : leuprolid asetat, gosereelin,
buserelin asetat, nafarelin, histrelin,
lutrelin.
Efek yang diharapkan :
- Progesteron (medroxyprogesteron) : dessidualisasi
dan atrofi endometrium serta
inhibitor gonadotrofik yang kuat.
- Kombinasi estrogen / progesteron (pil kontrasepsi) :
“pseudo pregnancy”,
desidualisasi dan pertumbuhan endometrium diikuti
atrofi endometrium.
- Antiprogestasional : anti progestogeniik dan
estrogenik melalui aktivasi degradasi
enzim lisosomal sel.
- GnRH agonist : menyebabkan kadar estroogen menurun
seperti pada saat
menopause.
- Testosteron : mensupresi LH & FSH, mennghambat
pertumbuhan endometriosis.
- Untuk terapi nyeri dapat digunakan inhhibitor
prostaglandin-sintetase.
Obat yang sekarang banyak dipakai dan dikembangkan :
agonis GnRH.
Mekanismenya : suplai hormon – internalisasi –
dikenali oleh mRNA – sintesis protein.
GnRH : hormon untuk menghasilkan gonadotropin.
Agonis GnRH : regulasi luluh reseptor GnRH pada sel
gonadotropin hipofisis.
- Penekanan sekresi dan sintesis FSH dann LH
hipofisis.
- Supresi ovarium : hambatan pematangan folikel dan
hambatan produksi estradiol.
Diharapkan hipoestrogenisme akan menghambat
pertumbuhan berlebihan jaringan endometriosis.
Selama sekitar 24 minggi, GnRH agonis akan memberikan
efek :
1. Amenorhea
2. Gangguan reseptor estrogen (misalnya payudara
mengecil).
3. Gangguan psikis atau neurologis.
4. Gangguan dalam hubungan seksual.
Pengobatan surgikal : untuk membersihkan fokus / implant
endometriosis.
Pencegahan :
- Tidak menunda kehamilan.
- Tidak melakukan kerokan / kuret pada wwaktu haid.
- Pemeriksaan ginekologi teratur.
. Diagnostik untuk Menegakkan Diagnosis
1. Anamnesis : tanyakan keluhan-keluhan yang
berhubungan dengan fungsi utama vagina di samping keluhan-keluhan lainnya.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan ginekologi dengan teliti dan cermat
serta sistematik dari luar sampai kedalam vagina
Ovarium
Dysgenesi ovarium:Walaupun susunan kromosom normal
kadang-kadang terjadi gambaran seperti pada dysgenesi XO.Apakah ovarium prier
tidak terbentuk ataukah kemudian mengalami degenerasi tidak diketahui.Dengan
sendirinya hormone ovarium sangat kurang dan hal ini mengakibatkan alat genital
yang infantile.
Gejala :
o Biasanya penderita pendek jalannya
o Pterygium colli
o Genetalia infantile
o Rambut sekunder dan pertumbuhan mamae tidak ada.
RADANG PADA GENITALIA
EKSTERNA
Radang pada genetalia eksterna
meliputi bartolinitis, vaginitis dan vulva vaginitis. Bartolinitis merupakan
Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Infeksi alat kelamin wanita bagian
bawah biasanya disebabkan oleh : Virus (kondiloma akuminata dan herpes
simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa ( amobiasis dan trikomoniasis) dan
Bakteri (neiseria gonore)
Vaginitis
merupakan suatu peradangan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). Vulvovaginitis adalah
peradangan pada vulva dan vagina. Penyebabnya adalah Bakteri (misalnya
klamidia, gonokokus), Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita
diabetes, wanita hamil dan pemakai Vulvovaginitis adalah iritasi/inflamasi pada
kulit daerah vulva dan vagina
Bartonilitis
A. Pengertian
Bartolinitis
adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga
dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
B.
Etiologi
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada
kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari
chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut
kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina
C.
Etiologi Infeksi
a.
Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
Jamur : kandida albikan.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
b.
Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :
Virus
: klamidia trakomatis dan parotitis
epidemika.
Jamur
: asinomises.
Bakteri
: neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
D.
Patofisiologi
Lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar
sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). “Kuman dalam vagina
bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak.
Jika tak ada infeksi, tak akan menimbulkan keluhan
E.
Tanda dan Gejala
1. Pada vulva :
perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
2. Kelenjar bartolin
membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat
disertai demam
3. Kebanyakkan wanita
dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal,
rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau
ada benjolan di sekitar alat kelamin.
F.
Pengobatan
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan:
antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama
sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic,
dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar
tersebut mengempis.
G. Pemeriksaan Penunjang
1.
Laboratorium
2.
Vullva
3.
In speculo
H. Penatalaksanaan
Tatalaksana Infeksi Alat
Kelamin Wanita
Berikut ini
adalah beberapa infeksi alat kelamin wanita yang sering dijumpai di Puskesmas
dan tatalaksana yang disesuaikan dengan sarana diagnosis dan obat-obatan yang
tersedia.
1.
Gonore (GO)
Anamnese :
a.
99 kasus GO pada wanita menyerang servik uteri dan 50-75 % kasus pada wanita
tidak ada gejala atau keluhan.
b.
Kalau ada keluhan biasanya disuria dan lekore, yang sering diabaikan oleh
penderita.
c.
Sering anamnese hanya didapatkan riwayat kontak dengan penderita.
Pemeriksaan
:
Pemeriksaan dengan spekulum : ostium uteri eksternum
bisa tampak normal, kemerahan atau erosif. Tampak vaginal discharge dengan
sifat mukoid keruh, mukopurulen atau purulen. Mungkin didapatkan komplikasi
seperti : bartolinitis, salpingitis, abses tubo ovarii bahkan pelvik
peritonitis.
Laboratorium :
Asupan
servik atau vaginal discharge : Diplokokus gram negatif intraseluler lekosit.
2.
Uretritis Non Gonore
Anamnese :
Biasanya tidak
ada keluhan. Kalau ada, keluhan biasanya adalah disuria dengan atau tanpa
discharge. Sering juga dikeluhkan keluar darah pada akhir dari buang air kecil
(terminal dysuria). Sering bersifat kumat-kumatan (yang membedakan
dengan GO) Riwayat kontak sering (+)
Pemeriksaan
:
Mungkin
ada discharge uretra. Bila disertai sistitis, mungkin ada nyeri tekan
suprapubis.
Laboratorium
:
Uretral
discharge : diplokokus (-), lekosit >10/lapangan pandang.
Urin
: berawan atau didapat benang-benang pendek (threads)
3. Trikomoniasis
Anamnese :
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah adanya keputihan dengan
jumlah banyak, berwarna kuning atau putih kehijauan. Sakit pada saat berhubungan
sex (dyspareunia) juga sering dikeluhkan. Riwayat suami kencing nanah perlu
ditanyakan, karena > 50% penderita GO wanita disertai dengan trikomoniasis.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan
in speculo : terasa sakit, fluor albus cair dengan jumlah banyak dan berwarna
kuning atau putih kehijauan, khas : didapat bintik-bintik merah (punctatae red
spots atau strawbery cervix) di dinding vagina.
Laboratorium
:
Fluor
albus : dengan mikroskup cahaya Trichomonas vaginalis (+).
4. Kandidiasis
Anamnese
:
Keluhan utama biasanya
adalah keputihan dan gatal di vagina.
Mungkin juga dikeluhkan
adanya rasa sakit waktu melakukan aktivitas sexual. Faktor predisposisi :
diabetes militus, pemakaian Pil KB, dan pemakaian antibiotika yang tidak
terkontrol serta kegemukan.
Pemeriksaan :
Vulva : tampak merah,
udem, adanya plak putih, mungkin didapat juga fisura atau erosi
(Vulvovaginitis).
In speculo : Terasa sakit,
Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya menutup portio.
Laboratorium :
Sel ragi (yeast cells) atau
tunas (budding body) dan pseudohypha atau spora.
VAGINITIS
A.
Definisi
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. vulvitis adalah
suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). vulvovaginitis adalah
peradangan pada vulva dan vagina.
B.
Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
Penyebabnya bisa berupa:
1.
Infeksi
·
Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
·
Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil
dan pemakai antibiotic
·
Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
·
Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)
2. Zat atau benda yang
bersifat iritatif
·
Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
·
Sabun cuci dan pelembut pakaian
·
Deodoran
·
Zat di dalam air mandi
·
Pembilas vagina
·
Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap
keringat
·
Tinja
3. Tumor ataupun
jaringan abnormal lainnya
4. Terapi penyinaran
obat-obatan
5. Perubahan hormonal
C.
Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya
cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak,
baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering
tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya
bermacam-macam. misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau
kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan
cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah
melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya
semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri
semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai
hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa
kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung
berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi
antibiotik.
Infeksi karena trichomonas vaginalis menghasilkan
cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau
yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
D.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang
keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan dibiakkan
untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan,
dilakukan pemeriksaan pap smear.
E.
Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari
vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah
cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai
dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik,
anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk
mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka
dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu
sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Vulva
vaginitis
A.
Pengertian
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada
vulva dan vagina.
Vulvovaginal kandidiasis
adalah nama yang sering diberikan untuk Candida albicans vagina infeksi
berhubungan dengan dermatitis dari vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan
'monilia' juga nama-nama untuk Candida albicans infeksi.
Candida albicans adalah jamur ragi biasanya bertanggung jawab atas vulva gatal
dan pengosongan. Hal ini umumnya pelaku bahwa perempuan selalu merujuk pada
setiap Vulvovaginal gatal sebagai "infeksi jamur," tapi perlu
diketahui bahwa semua tidak selalu gatal disebabkan oleh ragi.
B. Etiologi
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
Vulvovaginitis
nonspesifik dapat terjadi pada anak perempuan dengan genital miskin kebersihan
dan ditandai oleh berbau busuk, coklat-hijau pelepasan dan iritasi labia dan
vagina. Kondisi ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih dari suatu
jenis bakteri yang biasanya ditemukan di dalam tinja. Bakteri ini kadang-kadang
menyebar dari anus ke area vagina dengan mengusap dari belakang ke depan
setelah menggunakan kamar mandi.
Estrogen
menyebabkan lapisan vagina untuk dewasa dan mengandung glikogen, sebuah
substrat yang Candida albicans berkembang. Kurangnya estrogen pada wanita yang
lebih muda dan lebih tua membuat kandidiasis Vulvovaginal jarang terjadi.
Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans terjadi paling sering dengan:
• Kehamilan
• Dosis tinggi pil KB kombinasi dan estrogen
berbasis terapi penggantian hormon
• Sebuah rangkaian antibiotik spektrum luas
seperti tetracycline atau amoxiclav
• Diabetes mellitus
C. Patofisiologi
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp.
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp.
D.
Manifestasi Klinis
Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida
albicans, meliputi:
·
Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
·
Berat dadih putih seperti vagina
·
Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.
E.
Komplikasi
• Ketidaknyamanan yang tidak hilang
• Infeksi kulit (dari garukan)
• Komplikasi karena penyebab kondisi (seperti
gonore dan infeksi kandida)
F. Pencegahan
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa
mencegah sebagian besar infeksi menular seksual vagina. Tepat pas dan memadai
penyerap pakaian, dikombinasikan dengan baik kebersihan daerah genital juga
mencegah banyak kasus infeksi non-vulvovaginitis.
G.
Penatalaksanaan
Kadang-kadang Candida albicans infeksi tetap ada meski terapi konvensional yang memadai. Pada beberapa wanita hal ini mungkin merupakan tanda kekurangan zat besi , diabetes melitus atau masalah imun, dan tes yang sesuai harus dilakukan.
Kadang-kadang Candida albicans infeksi tetap ada meski terapi konvensional yang memadai. Pada beberapa wanita hal ini mungkin merupakan tanda kekurangan zat besi , diabetes melitus atau masalah imun, dan tes yang sesuai harus dilakukan.
Perempuan yang mengalami berulang Vulvovaginal Candida
albicans melakukannya karena infeksi persisten, daripada infeksi ulang. Tujuan
dari perawatan dalam situasi ini adalah untuk menghindari pertumbuhan berlebih
dari kandida yang mengarah ke gejala, daripada harus mampu mencapai
pemberantasan menyelesaikan atau menyembuhkan.
Ada beberapa bukti bahwa
langkah-langkah berikut dapat membantu:
·
Kapas atau uap air-wicking pakaian dalam dan pakaian longgar,
menghindari stoking nilon.
·
Perendaman dalam garam mandi. Hindari sabun –
·
Menggunakan pembersih non-sabun atau krim untuk mencuci berair.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Maulana, dkk. 2003. Kamus Ilmiah Populer.
Cetakan Pertama. Jakarta:
Absolut.
Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: PN Balai
Pustaka.
Tim Penrjemah EGC. 1994. Kamus Kedokteran
Dorland. Edisi 26. Jakarta: EGC
Wiknjosastro,
Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment