Monday, April 22, 2013

Makalah Ginekologi

Ruang Lingkup Ginekologi
  1. PENGERTIAN GINEKOLOGI
Ginekologi berasal dari kata Gynaecology yang secara harfiah berarti "ilmu mengenai wanita" atau science of woman yaitu cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari dan menangani penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium). 

Kata ginekologi sendiri berasal dari gyno/gynaikos = perempuan dan logos = ilmu, ilmu tentang perempuan. Perdefenisi berarti ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang organ (reproduksi) wanita diluar kehamilan. Bidang ginekologi termasuk didalamnya: kelainan bawaan, infeksi, tumor, kelainan haid, infertilitas dan lain-lain sebagainya. 
(sumber : http://www.drdidispog.com/2008/07/istilah-obstetri-dan-ginelogi.html)

Ginekologi adalah ilmu penyakit kandungan, ilmu kelamin wanita. (sumber : Achmad, Maulana, dkk. 2003. Kamus Ilmiah Populer. Cetakan Pertama. Jakarta: Absolut.)

Ginekologi adalah dokumen bagian dari ilmu kedokteran yang berkenaan dengn fungsi-fungsi dan penyakit yang khas pada wanita. (sumber : Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.)
      
      Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mengobati penyakit saluran kelamin pada wanita. (sumber: Tim Penrjemah EGC. 1994. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 26. Jakarta: EGC )

BATASAN GINEKOLOGI
Ginekologi mempelajari mengenai gangguan haid, perdarahan uterus abnormal,keputihan, endometriosis, penyakit radang panggul, bartolinitis, mioma uteri, tumor ovarium neoplastik jinak, infertilitas, dan menopause. (sumber : http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/11/ilmu-kandungan-ginekologi/)
  1. Gangguan Haid
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
Hipermenorea atau menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari).
Hipomenorea yaitu perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi.

Kelainan Siklus :
Polimenorea yaitu siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendek masa lutea. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
Oligomenorea yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehtan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
Amenorea yaitu bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.
Perdarahan diluar haid :
Metroragia yaitu perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
·         Gangguan lain yang berhubungan dengan haid :
Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
Mastodinia
Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
Dismennorea
2.      Perdarahan Uterus Abnormal
Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi.
3.      Keputihan
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. (http://id.wikipedia.org/wiki/Keputihan)
4.      Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri.
5.      Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
6.      Bartolinitis
Penyakit ini terjadi akibat radang pada glandula bartholini, sering kali timbul pada gonorea, akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya streptokokus atau basil koli.
7.      Mioma uteri
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilitas. Risiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus, khusunya pada mioma submukosum, menghalangi kemajuan persalinan karena letaknya pada serviks uteri, menyebabkn atonia ataupun inersia uteri sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena adanya gangguan mekanik dlm fungsi miometrium, menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya, dan menggangu proses involusi dalam nifas.
8.      Tumor Ovarium Neoplastik
·         Tumor kista : Kista ovarium simplek, kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kista dermoid.
Tumor solid : Fibroma leiomioma, fibroadenoma, papiloma, limfangioma, tumor brener, tumor sisa adrenal. (sumber: Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo).


Istilah-Istilah Yang Berhubungan dengan ginekologi
-Infertilitas
-Amenorhea,hipomenorhea dan hipermenorhea
-Dismenorhea
-Metrorhagia
-Endometritis
-Menopause
-Carsinoma servix
-Abses bartolini
-Hiperplasia endometrium
-Krista Ovarium
-Carsinoma Ovarium
-Mioma Uteri


Kelainan Pada system Reproduksi
Vulva
• Hymen Infervorata: Himen yang tidak berlubang Diketahui setelah menarche Darah dapat menumpuk di vagina, uterus dan tuba Dapat teraba sebagai tumor kistik di abdomen bawah dan dirasakan nyeri. Dari vagina terlihat tidak tampak lobang menonjol dan kebiruan. Pengobatan:Himenektomi Bila diketahui sebelum menarce maka dilakukan observasi saja sampai anatomi semakin jelas.
• Atresia labia minora: Atresia kedua labium minus Akibat membrana urogenitalis yang tidak menghilang.terdapat lubang untuk pengeluaran darah haid dan kencing di belakang klitoris. Masih mungkin bisa hamil. Hipertrofi labium minus Labium minus tumbuh berlebih.tidak ada terapi khusus dan tidak mengganggu reproduksi Duplikasi vulva Jarang ditemukan.Kalau ada biasanya terdapat kelainan berat lainnya sehingga bayi tidak bisa hidup.
• Hipoplasia vulva:Hipoplasia vulva Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang kurang berkembang.Terjadi pada keadaan hipoestrogenisme, infatilisme. Ciri sex sekunder juga tidak berkembang. “Vulva mencerminkan keadaan ovarium” Kelainan Perineum Bayi tidak beranus, anus bermuara ke saluran genitalia, dan saluran air kencing dan feses pada satu lubang .

Pengobatan kelainan pada vulva.
Sebagai contoh, pada kelainan vagina berupa himen imperforata atau septum vagina transversal yang menghalangi keluarnya darah haid perlu segera dilakukan eksisi. Adapun jenis pembedahan pada kelainan pada vagina :
1. Labia, bila terlalu lebar dilakukan labiaplasti, bila sobek dilakukan reparasi, dan kalau adhesi dilakukan insisi.
2. Vagina :
- Himen imperforata dilakukan eksisi
- Septum vagina dilakukan insisi dengan pemasangan mold untuk 4-5 hari untuk septum longitudinal dilakukan eksisi saja kalau diperlukan.
- Agenesis vagina dilakukan vaginoplasti dengan graf selaput amnion.
- Adhesi dinding vagina karena didapat dilakukan vaginoplasti dengan mold.
Vagina
• Septum Vagina: Septum vagina Akibat gangguan fusi atau kanalisasi kedua duktus muleri Pada persalinan dapat robek atau perlu diguntung dan diikat bila berdarah @plasia dan atresia vagina Duktus muler berfusi tapi tidak membentuk kanal.teraba sebagai jaringan yang tebal saja.tidak ada vagina, pada lubang masuk seperti cekungan saja.
• Aplasia dan Atresia Vagina:Kegagalan perkemabangan duktus Muller, Vagina tak terbentuk dan lobang vagina hanya lekukan kloaka.
• Kista Vagina:Kista Vagina Sisa duktus muler Sisa duktus garner di anterolateral vagina Pengobatan dengan pengangkatan UTERUS dan Tuba fallopii Uterus: Uterus septus dan subseptus Dua uterus: Bikornis bikoli Bikornis uni kollis Uterus arcuatus Uterus terdiri 2 bagian yang tidak simetris Ovarium: Tidak ada ovarium Ovarium tambahan Sistim Genitalia dan sistim Tr.Urogenitalis: Karena hubungan pertumbuhan dekat maka kelainan dapat mengenai keduanya.Termasuk kloaka persisten, ekstrofi kandung kencing, klitoris terbagi dua
Uterus dan Tuba Valopii:
• Tuba
Dapat terjadi atresia parsiil tapi lebih sering tuba panjang dan sempit(hypoplasia).Keadaan yang terakhir mangurangi fertilitas atau dapat menimbulkan kehamilan ektopik.
• Uterus
Kelainan pada uterus biasanya disebabkan karena saluran Muller tidak tumbuh atau karena persatuan saluran Muller tidak terjadi.
o Uterus duplex(uterus didelphys):saluran Muller tidak bersatu sehingga terjadi dua uterus dan dua vagina
o Uterus(duplex)bikornis:uterus ada 2 tetapi dinding cervix yang medial bersatu.Dapat menimbulkan kelainan letak seperti letak sungsang yang tidak dapat diversi

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor, infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi.
o Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya banyak, ganti pembalut 5-6 kali per hari, dan lamanya 6-7 hari. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Keluhan pasien berupa haid yang banyak. Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan kuretase diagnostik untuk menyingkirkan keganasan.

o Hipomenore
Hipomenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi.
o Metroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
o Menoragia
Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
o Amenore
Bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen & progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.
ENDOMETRIOSIS
Endometrium :
- Lapisan dalam dinding kavum uteri, norrmal tidak terdapat di tempat lain.
- Endometrium terdiri atas jaringan ikatt / stroma dan sel-sel selapis kubis yang
berproliferasi dan menebal setelah haid lalu runtuh pada saat haid.
- Siklus endometrium juga dipengaruhi olleh poros hipotalamus-hipofisis-ovarium.
- Puncak LH hipofisis terjadi 24-36 jam sebelum ovulasi.
- Estradiol dihasilkan sel teka interna folikel dan pasca ovulasi sel teka tersebut
berubah menjadi sel lutein yang menghasilkan progesteron.
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri.
Patogenesis endometrium diterangkan oleh beberapa teori diantaranya teori histogenesis, teori metaplasia coelomik dan teori induksi.
Teori histogenesis : transplantasi, metastasis limfatik / vaskuler. Faktor determinasi adalah respon imunologik yang rendah, faktor genetik, status hormon steroid dan hormon pertumbuhan.
Teori metaplasia coelomik : menerangkan pertumbuhan endometrium di vagina padah`l tidak ada hubungan vaskularisasi antara keduanya. Diperkirakan primer berasal dari sisa jaringan yang terdapat sejak perkembangan embrionik (saluran Muller). Demikian juga pada organ-organ yang berasal dari saluran Muller lainnya.
Teori induksi : lanjutan dari teori metaplasia, diperkirakan faktor biokimia endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium.
Kemungkinan lokasi endometriosis :
- Endometriosis interna : dibagian lain uterus misalnya serviks dan isthmus.
- Endometriosis eksterna : di luar uteruus..
- Pada organ / tempat lain misalnya di ppermukaan / dinding usus, cavum Douglasi,ligamen-ligamen, dan sebagainya. Jaringan endometrium ektopik ini
berproliferasi, infiltrasi dan menyebar ke organ-organ tubuh. Ditemukan 20-25 % pada laparatomi pelvis.Terbanyak ditemukan pada usia 30-40 tahun.
Pertumbuhan endometrium di tempat lain dapat menimbulkan reaksi inflamasi. Pada haid dapat menimbulkan sakit hebat karena :
- Perdarahan intraperitoneal.
- Perlengketan (tertahan pada pergerakann).
- Akut abdomen.
Endometriosis peritoneum :
- Warna merah (aktif/baru) atau coklat hhitam (sudah lisis) atau putih (fibrosis).
- Dapat hipervaskuler (lesi aktif) atau avaskuler (lesi baru atau fibrosis).
- Permukaan rata atau menonjol atau iregguler.
- Letak superfisial (di permukaan organ / peritoneum) atau profunda (invasif ke
organ).
Diagnosa banding : tumor ovarium, mioma multipel, karsinoma rektum, penyakit radang panggul dan metastasis tumor di cavum Douglasi.
Klasifikasi Endometriosis Acosta 1973
1. Ringan :
- Endometriosis menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior cavum
Douglasi / permukaan ovarium / peritoneum pelvis.
2. Sedang :
- Endometriosis pada 1 atau kedua ovarium disertai parut dan retraksi atau
endometrioma kecil.
- Perlekatan minimal juga di sekitar ovarium yang mengalami endometriosis.
- Endometriosis pada anterior atau posterior cavum Douglasi dengan parut dan
retraksi atau perlekatan tanpa implantasi di kolon sigmoid.
3. Berat :
- Endometriosis pada 1 atau 2 ovarium ukuran lebih dari 2 x 2 cm2.
- Perlekatan 1 atau 2 ovarium / tuba fallopii / cavum Douglasi karena
endometriosis.
- Implantasi / perlekatan usus dan / atau traktus urinarius yang nyata.
Penatalaksanaan Endometriosis
Prinsip :
- Terapi medikamentosa untuk supresi horrmon.
- Intervensi surgikal untuk membuang impplant endometriosis.
Objektif :
- Kontrol nyeri pelvik kronik (terapi obbat saja).
- Penatalaksanaan infertilitas (terapi oobat dan pembedahan).
- Penataksanaan endometrioma (terapi pemmbedahan).
- Tumor ekstragenital / ekstrapelvik (teerapi obat dan pembedahan).
- Pencegahan kekambuhan (terapi optimaliisasi pra bedah).
- Penatalaksanaan asimptomatik (obat horrmonal / non hormonal), bedah.
Pengobatan hormonal :
- Progesteron : MDPA
- Danazol (17-alfa-etinil-testosteron)
- Kombinasi estrogen-progesteron : pil kkontrasepsi.
- Anti progestasional : etilnorgestrienoon / gestrinon.
- Agonis GnRH : leuprolid asetat, gosereelin, buserelin asetat, nafarelin, histrelin,
lutrelin.
Efek yang diharapkan :
- Progesteron (medroxyprogesteron) : dessidualisasi dan atrofi endometrium serta
inhibitor gonadotrofik yang kuat.
- Kombinasi estrogen / progesteron (pil kontrasepsi) : “pseudo pregnancy”,
desidualisasi dan pertumbuhan endometrium diikuti atrofi endometrium.
- Antiprogestasional : anti progestogeniik dan estrogenik melalui aktivasi degradasi
enzim lisosomal sel.
- GnRH agonist : menyebabkan kadar estroogen menurun seperti pada saat
menopause.
- Testosteron : mensupresi LH & FSH, mennghambat pertumbuhan endometriosis.
- Untuk terapi nyeri dapat digunakan inhhibitor prostaglandin-sintetase.
Obat yang sekarang banyak dipakai dan dikembangkan : agonis GnRH.
Mekanismenya : suplai hormon – internalisasi – dikenali oleh mRNA – sintesis protein.
GnRH : hormon untuk menghasilkan gonadotropin.
Agonis GnRH : regulasi luluh reseptor GnRH pada sel gonadotropin hipofisis.
- Penekanan sekresi dan sintesis FSH dann LH hipofisis.
- Supresi ovarium : hambatan pematangan folikel dan hambatan produksi estradiol.
Diharapkan hipoestrogenisme akan menghambat pertumbuhan berlebihan jaringan endometriosis.
Selama sekitar 24 minggi, GnRH agonis akan memberikan efek :
1. Amenorhea
2. Gangguan reseptor estrogen (misalnya payudara mengecil).
3. Gangguan psikis atau neurologis.
4. Gangguan dalam hubungan seksual.
Pengobatan surgikal : untuk membersihkan fokus / implant endometriosis.
Pencegahan :
- Tidak menunda kehamilan.
- Tidak melakukan kerokan / kuret pada wwaktu haid.
- Pemeriksaan ginekologi teratur.
. Diagnostik untuk Menegakkan Diagnosis
1. Anamnesis : tanyakan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan fungsi utama vagina di samping keluhan-keluhan lainnya.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan ginekologi dengan teliti dan cermat serta sistematik dari luar sampai kedalam vagina
Ovarium
Dysgenesi ovarium:Walaupun susunan kromosom normal kadang-kadang terjadi gambaran seperti pada dysgenesi XO.Apakah ovarium prier tidak terbentuk ataukah kemudian mengalami degenerasi tidak diketahui.Dengan sendirinya hormone ovarium sangat kurang dan hal ini mengakibatkan alat genital yang infantile.
Gejala :
o Biasanya penderita pendek jalannya
o Pterygium colli
o Genetalia infantile
o Rambut sekunder dan pertumbuhan mamae tidak  ada.

RADANG PADA GENITALIA EKSTERNA
Radang pada genetalia eksterna meliputi bartolinitis, vaginitis dan vulva vaginitis. Bartolinitis merupakan Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh : Virus (kondiloma akuminata dan herpes simpleks), Jamur (kandida albikan), Protozoa ( amobiasis dan trikomoniasis) dan Bakteri (neiseria gonore)
Vaginitis merupakan suatu peradangan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina. Penyebabnya adalah  Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus), Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai Vulvovaginitis adalah iritasi/inflamasi pada kulit daerah vulva dan vagina                  

Bartonilitis
A.     Pengertian
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.

B.     Etiologi
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina

C.     Etiologi Infeksi
a.       Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus    : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
Jamur   : kandida albikan.
Protozoa          : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
b.      Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :
Virus         : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
Jamur         : asinomises.
Bakteri      : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli


D.    Patofisiologi
Lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). “Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada infeksi, tak akan menimbulkan keluhan

E.     Tanda dan Gejala
1.      Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
2.      Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
3.      Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
F.      Pengobatan
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan: antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.
G.    Pemeriksaan Penunjang
1.      Laboratorium
2.      Vullva
3.      In speculo
H.    Penatalaksanaan
Tatalaksana Infeksi Alat Kelamin Wanita
Berikut ini adalah beberapa infeksi alat kelamin wanita yang sering dijumpai di Puskesmas dan tatalaksana yang disesuaikan dengan sarana diagnosis dan obat-obatan yang tersedia.
1.      Gonore (GO)
Anamnese :
a.       99 kasus GO pada wanita menyerang servik uteri dan 50-75 % kasus pada wanita tidak ada gejala atau keluhan.
b.      Kalau ada keluhan biasanya disuria dan lekore, yang sering diabaikan oleh penderita.
c.       Sering anamnese hanya didapatkan riwayat kontak dengan penderita.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan dengan spekulum : ostium uteri eksternum bisa tampak normal, kemerahan atau erosif. Tampak vaginal discharge dengan sifat mukoid keruh, mukopurulen atau purulen. Mungkin didapatkan komplikasi seperti : bartolinitis, salpingitis, abses tubo ovarii bahkan pelvik peritonitis.
Laboratorium :
Asupan servik atau vaginal discharge : Diplokokus gram negatif intraseluler lekosit.
2.      Uretritis Non Gonore
Anamnese :
Biasanya tidak ada keluhan. Kalau ada, keluhan biasanya adalah disuria dengan atau tanpa discharge. Sering juga dikeluhkan keluar darah pada akhir dari buang air kecil (terminal dysuria). Sering bersifat kumat-kumatan (yang membedakan dengan GO) Riwayat kontak sering (+)
Pemeriksaan :
Mungkin ada discharge uretra. Bila disertai sistitis, mungkin ada nyeri tekan suprapubis.
Laboratorium :
Uretral discharge : diplokokus (-), lekosit >10/lapangan pandang.
Urin : berawan atau didapat benang-benang pendek (threads)
3.     Trikomoniasis
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah adanya keputihan dengan jumlah banyak, berwarna kuning atau putih kehijauan. Sakit pada saat berhubungan sex (dyspareunia) juga sering dikeluhkan. Riwayat suami kencing nanah perlu ditanyakan, karena > 50% penderita GO wanita disertai dengan trikomoniasis.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan in speculo : terasa sakit, fluor albus cair dengan jumlah banyak dan berwarna kuning atau putih kehijauan, khas : didapat bintik-bintik merah (punctatae red spots atau strawbery cervix) di dinding vagina.
Laboratorium :
Fluor albus : dengan mikroskup cahaya Trichomonas vaginalis (+).
4.      Kandidiasis
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah keputihan dan gatal di vagina.
Mungkin juga dikeluhkan adanya rasa sakit waktu melakukan aktivitas sexual. Faktor predisposisi : diabetes militus, pemakaian Pil KB, dan pemakaian antibiotika yang tidak terkontrol serta kegemukan.


Pemeriksaan :
Vulva : tampak merah, udem, adanya plak putih, mungkin didapat juga fisura atau erosi (Vulvovaginitis).
In speculo : Terasa sakit, Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya menutup portio.
Laboratorium :
Sel ragi (yeast cells) atau tunas (budding body) dan pseudohypha atau spora.

VAGINITIS
A.     Definisi
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
B.     Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
1.      Infeksi
·        Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
·        Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotic
·        Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
·        Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)


2.      Zat atau benda yang bersifat iritatif
·        Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
·        Sabun cuci dan pelembut pakaian
·        Deodoran    
·        Zat di dalam air mandi
·        Pembilas vagina
·        Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
·        Tinja
3.      Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4.      Terapi penyinaran obat-obatan
5.      Perubahan hormonal

C.     Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
D.    Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan pap smear.
E.     Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Vulva vaginitis
A.     Pengertian
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.
Vulvovaginal kandidiasis adalah nama yang sering diberikan untuk Candida albicans vagina infeksi berhubungan dengan dermatitis dari vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan 'monilia' juga nama-nama untuk Candida albicans infeksi.
                  Candida albicans adalah jamur ragi biasanya bertanggung jawab atas vulva gatal dan pengosongan. Hal ini umumnya pelaku bahwa perempuan selalu merujuk pada setiap Vulvovaginal gatal sebagai "infeksi jamur," tapi perlu diketahui bahwa semua tidak selalu gatal disebabkan oleh ragi.

B.    Etiologi
            Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum.
Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
        Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau
.
                     Vulvovaginitis nonspesifik dapat terjadi pada anak perempuan dengan genital miskin kebersihan dan ditandai oleh berbau busuk, coklat-hijau pelepasan dan iritasi labia dan vagina. Kondisi ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih dari suatu jenis bakteri yang biasanya ditemukan di dalam tinja. Bakteri ini kadang-kadang menyebar dari anus ke area vagina dengan mengusap dari belakang ke depan setelah menggunakan kamar mandi.
                    Estrogen menyebabkan lapisan vagina untuk dewasa dan mengandung glikogen, sebuah substrat yang Candida albicans berkembang. Kurangnya estrogen pada wanita yang lebih muda dan lebih tua membuat kandidiasis Vulvovaginal jarang terjadi.
            Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans terjadi paling sering dengan:
•     Kehamilan
•     Dosis tinggi pil KB kombinasi dan estrogen berbasis terapi penggantian hormon
•     Sebuah rangkaian antibiotik spektrum luas seperti tetracycline atau amoxiclav
•     Diabetes mellitus


C.    Patofisiologi
            Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp.

D.    Manifestasi Klinis
                  Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida albicans, meliputi:
·        Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
·        Berat dadih putih seperti vagina
·        Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.
E.     Komplikasi
•     Ketidaknyamanan yang tidak hilang
•     Infeksi kulit (dari garukan)
•     Komplikasi karena penyebab kondisi (seperti gonore dan infeksi kandida)
F.     Pencegahan
           
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar infeksi menular seksual vagina. Tepat pas dan memadai penyerap pakaian, dikombinasikan dengan baik kebersihan daerah genital juga mencegah banyak kasus infeksi non-vulvovaginitis.


G.    Penatalaksanaan
            Kadang-kadang Candida albicans infeksi tetap ada meski terapi konvensional yang memadai. Pada beberapa wanita hal ini mungkin merupakan tanda kekurangan zat besi , diabetes melitus atau masalah imun, dan tes yang sesuai harus dilakukan.
Perempuan yang mengalami berulang Vulvovaginal Candida albicans melakukannya karena infeksi persisten, daripada infeksi ulang. Tujuan dari perawatan dalam situasi ini adalah untuk menghindari pertumbuhan berlebih dari kandida yang mengarah ke gejala, daripada harus mampu mencapai pemberantasan menyelesaikan atau menyembuhkan.
Ada beberapa bukti bahwa langkah-langkah berikut dapat membantu:
·        Kapas atau uap air-wicking pakaian dalam dan pakaian longgar, menghindari stoking nilon.
·        Perendaman dalam garam mandi. Hindari sabun –
·        Menggunakan pembersih non-sabun atau krim untuk mencuci berair.














DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Maulana, dkk. 2003. Kamus Ilmiah Populer. Cetakan Pertama. Jakarta:  
                      Absolut.
Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
         Pustaka.
Tim Penrjemah EGC. 1994. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 26. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
         Sarwono Prawirohardjo.

No comments:

Post a Comment